JARINGAN TULANG
Umumnya penyusun tulang diseluruh
tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara
berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan :
1.
Periosteum
2.
Tulang
kompak
3.
Tulang
spongiosa
4.
Sumsum
tulang
1.Periosteum
·
Pada
lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
·
Periosteum
merupakan selaput luar tulang yang tipis.
·
Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah.
·
Periosteum
merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan
dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
2.Tulang Kompak (Compact Bone)
·
Pada
lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak.
·
Tulang
ini teksturnya halus dan sangat kuat.
·
Tulang
kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium
Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
·
Kandungan
tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan
anak-anak maupun bayi.
·
Bayi
dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga
lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak
ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Gambar lapisan kedua tulang kompak
3.Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada
lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya
tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum
merah yang dapat memproduksi sel-sel
darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Gambar struktur tulang spongiosa dan trabekula.
4.Sumsum Tulang (Bone Marrow)
·
Lapisan
terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
·
Sumsum
tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang
spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa.
·
Sumsum
tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel
darah yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jaringan penyusun dan
sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.Tulang Rawan (Kartilago)
·
Tulang
rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali
lapisan luarnya (perikondrium).
·
Tulang
rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun atas zat interseluler yang
berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut
kolagen dan elastin.
·
Maka
dari itu tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan
jaringan ikat biasa.
Pada
zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna yang berisi sel tulang
rawan yaitu chondrosit.
Tulang
rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:
1. Tulang rawan hialin; tulang yang berwarna
putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat
kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada
laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan,
cuping hidung dan rangka janin.
Gambar
stuktur tulang rawan hialin
2.
Tulang rawan elastis; tulang
yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita
temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.
Gambar
struktur tulang rawan elastis
3.Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.
Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada
simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.
Gambar
struktur tulang rawan elastis
Pada
orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan
anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat,
yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan
tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas tulang belakang dan pada cakra
epifisis.
Salah
satu contoh tulang rawan pada tulang rusuk
2).
Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:
(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa
(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:
(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang
(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa
(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang
Foto
struktur bagian dalam tulang
Matriks
tulang Tulang Kompak
·
Tulang
kompak terdiri dari sistem-sistem Havers.
·
Setiap
sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran)
·
Saluran
Havers yaitu suatu saluran yang sejajar
dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan
saraf.
·
Disekeliling
sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela
adalah suatu zat interseluler yang berkapur.
·
Pada
lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna.
·
Di
dalam lacuna terdapat osteosit.
·
Dari
lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut
canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers.
·
Canaliculi
penting dalam nutrisi osteosit.
·
Di
antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak
berkaitan dengan sistem Havers.
·
Pembuluh
darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan
berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers.
·
Kedua
saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung
sistem Havers.
Proeses pembentukan tulang
Bagaimana?
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah
bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi
dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut
banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pembentukan
tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).
Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang
rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas
ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di
daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya
zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian
akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari
zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh
darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada
tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi
pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam
pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.
Selama
pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah
kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh
memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga
sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada
saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang
baru di daerah permukaan.
Diposkan oleh BIOLOGI ITU MUDAH di 20:07
Label: JARINGAN TULANG